• Posted by : Unknown Monday 30 June 2014

    Kisah Hafshah binti Sirin
    Kematiannya Didahului Sang Putra

    Kedua orang tua Hafshah, Sirin ayahnya dan Shafiyyah ibunya adalah bekas budak. Namun mereka berakhlak mulia. Pernikahan mereka melahirkan dua anak yang sangat terkemuka dalam ilmu hadis : Muhammad bin Sirin dan Hafshah binti Sirin. Kakak beradik ini saling mengakui kelebihan yang lain. Bila Muhammad bin Sirin menemui hal sulit dimengerti dalam Al-Qur’an, ia akan menyuruh murid-muridnya dengan berkata, “Pergilah dan bertanyalah kepada Hafshah.”

    Hafshah binti Sirin selalu mengisi hidupnya dengan ibadah, kehormatan, kemuliaan dan kebaikan. Ia berusaha sekuat mungkin menggunakan waktunya untuk beribadah. Seorang bernama Mahdi bin Maimun berkata, “Hafshah binti Sirin tinggal selama 30 tahun tidak keluar dari tempat shalatnya kecuali untuk menemui seseorang atau untuk menunaikan suatu keperluan.”

    Hafshah menyadari lebih berat menjadi seorang shalih di waktu tua dibanding ketika muda. Ia pun berkata, “Wahai para pemuda, ambillah kesempatan menuntut ilmu ketika kalian masih muda. Sebab saya melihat lebih memungkinkan beraktivitas di usia muda.”

    Hafshah binti Sirin mempunyai anak bernama Hudzail yang amat berbakti pada ibunya. Semua yang ia lakukan menimbulkan keridhaan dan kebahagiaan ibunya. Namun Hudzail kemudian meninggal dunia. Saat itu rasa kehilangan Hafshah terasa amat menyakitkan. Sampai suatu malam ia membaca ayat Al-Qur’an dan kembali tenanglah hatinya.

    Semua kemuliaan Hafshah binti Sirin didapatnya karena ia juga menjadi salah satu murid Bunda Aisyah. Ia telah menguasai bacaan Al-Qur’an dari umur 12 dan sejak itu hidupnya setiap saat tak pernah dapat dilepaskan dari Al-Qur’an. Ibnu Abu Daud pun berkata, “Pemimpin tabi’in wanita adalah Hafshah binti Sirin, Amrah binti Abdurrahman dan selanjutnya Ummu Ad-Darda …”

    0 Comments
    Tweets
    Komentar

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - 2014 All Right Reserved

    Desa Kolekan Powered by Blogger - Designed by ArDIANdRizki