Monday 30 June 2014
Kisah Fatimah binti Al-Mundzir
Menjadi Guru Bagi Suaminya
Inilah kisah hidup seorang wanita yang menjadi terhormat karena keahliannya bagi ilmu hadis. Bahkan Imam Adz-Dzahabi menyebut Fatimah binti Al-Mundzir sebagai imam dan syaikh bagi Islam. Hisyam bin Urwah adalah suami Fatimah binti Al-Mundzir. Ia dikenal juga sebagai alhi hadis, namun begitu, ia mengakui keunggulan istrinya. Ia bahkan mengatakan bahwa dalam ilmu hadis Fatimah lah gurunya. Apakah kemuliaan Fatimah datang begitu saja karena kecerdasannya?
Fatimah binti AL-Mundzir memang cerdas, namun ilmu yang didapatnya diperoleh dengan belajar keras. Ia berguru pada salah seorang istri Rasulullah, Ummu Salamah, sejak berusia 14 tahun. Sebuah usia yang sangat baik untuk menghapal. Selain itu, Fatimah juga tumbuh dalam didikan neneknya, Asma binti Abu Bakar yang terkenal dengan sebutan Dzatin Nitaqain (Si Sabuk Dua). Selain itu ia pun berguru pada Amrah binti Abdurrahman yang sangat mengerti hadis-hadis dari Bunda Aisyah. Demikianlah, sejak kecil, Fatimah binti Al-Mundzir belajar dengan penuh semangat sampai akhirnya ia sendiri menjadi seorang guru yang terhormat.
Fatimah dan suaminya bahu-membahu dalam mengajarkan hadis kepada orang lain. Salah satu hadis yang mereka riwayatkan berbunyi, “Berinfak dan bersedekahlah dan jangan menunggu kelebihan harta. Sebab apabila kalian menunggu kelebihan harta, kalian tidak akan dilebihkan sedikit pun. Dan apabila kalian bersedekah, maka kalian tidak akan mendapat rasa kekurangan.
Bahkan di saat akan wafat, wanita yang meriwayatkan 400 hadis ini mengutip wasiat neneknya, Asma binti Abu Bakar yang berkata, “Apabila saya wafat, mandikanlah aku serta kafani dan berikan wewangian. Janganlah kalian hamburkan wewangian itu pada kain kafanku dan janganlah kalian iringi penguburanku dengan membawa api.”
Menjadi Guru Bagi Suaminya
Inilah kisah hidup seorang wanita yang menjadi terhormat karena keahliannya bagi ilmu hadis. Bahkan Imam Adz-Dzahabi menyebut Fatimah binti Al-Mundzir sebagai imam dan syaikh bagi Islam. Hisyam bin Urwah adalah suami Fatimah binti Al-Mundzir. Ia dikenal juga sebagai alhi hadis, namun begitu, ia mengakui keunggulan istrinya. Ia bahkan mengatakan bahwa dalam ilmu hadis Fatimah lah gurunya. Apakah kemuliaan Fatimah datang begitu saja karena kecerdasannya?
Fatimah binti AL-Mundzir memang cerdas, namun ilmu yang didapatnya diperoleh dengan belajar keras. Ia berguru pada salah seorang istri Rasulullah, Ummu Salamah, sejak berusia 14 tahun. Sebuah usia yang sangat baik untuk menghapal. Selain itu, Fatimah juga tumbuh dalam didikan neneknya, Asma binti Abu Bakar yang terkenal dengan sebutan Dzatin Nitaqain (Si Sabuk Dua). Selain itu ia pun berguru pada Amrah binti Abdurrahman yang sangat mengerti hadis-hadis dari Bunda Aisyah. Demikianlah, sejak kecil, Fatimah binti Al-Mundzir belajar dengan penuh semangat sampai akhirnya ia sendiri menjadi seorang guru yang terhormat.
Fatimah dan suaminya bahu-membahu dalam mengajarkan hadis kepada orang lain. Salah satu hadis yang mereka riwayatkan berbunyi, “Berinfak dan bersedekahlah dan jangan menunggu kelebihan harta. Sebab apabila kalian menunggu kelebihan harta, kalian tidak akan dilebihkan sedikit pun. Dan apabila kalian bersedekah, maka kalian tidak akan mendapat rasa kekurangan.
Bahkan di saat akan wafat, wanita yang meriwayatkan 400 hadis ini mengutip wasiat neneknya, Asma binti Abu Bakar yang berkata, “Apabila saya wafat, mandikanlah aku serta kafani dan berikan wewangian. Janganlah kalian hamburkan wewangian itu pada kain kafanku dan janganlah kalian iringi penguburanku dengan membawa api.”
0 Comments
Tweets
Subscribe to:
Post Comments (Atom)