• Posted by : NuiGrohoitoe AreDi ANdrizki Sunday, 29 July 2012


    WANITA ISLAM MITHALIYYAH
    Rasulullah SAW bersabda : "Empat perkara dari kebahagiaan (yang memba-
    hagiakan) adalah : wanita (isteri) yang saleh, tempat tinggal yang lapang, te-
    tangga yang saleh dan kendaraan yang baik. Sedang empat perkara dari nasib
    malang adalah : tetangga yang jahat, wanita (isteri) yang buruk (perangainya),
    kendaraan (yang sering) rusak dan tempat penginapan yang sempit." Dan dalam
    sabda beliau yang lain :"Dunia semuanya adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan
    adalah wanita (isteri) yang saleh."
    Bagi seorang pemuda Islam, wanita Islam mithaliyyah adalah merupakan
    impiannya. Ia bercita-cita untuk mendapatkan seorang suri rumahtangga -yang
    kalau bisa - mempunyai empat ciri, yaitu cantik rupawan, hartawan, bangsawan
    dan berpegang teguh dengan ajaran agama. Tetapi angan-angan ini jarang dapat
    terlaksana, sebab wanita yang memenuhi empat ciri ini terlalu sukar untuk di-
    temui.
    Seorang pemuda akan menyia-nyiakan umurnya sampai tua untuk mencari
    Kibrit Al Ahmar seperti ini. Tidak ada pilihan melainkan terpaksa tunduk pada
    realita. Rasulullah SAW menganjurkan agar dalam memilih jodoh, dipilih wanita
    yang Zatu Addin yang berpegang teguh kepada agama. Inilah yang bisa membawa
    berkah kepada seseorang lelaki.
    Rasulullah SAW bersabda : "Dunia ini semuanya perhiasan. Sebaik-baik
    perhiasan dunia ini adalah wanita (isteri) yang saleh." Beliau menerangkan
    lagi dalam sabdanya : "Wanita dinikahi karena empat perkara : karena hartanya,
    karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah
    yang (kuat) beragama niscaya kamu beruntung."
    Arahan Rasulullah SAW ini menunjukkan bahwa mithaliyyah yang dimaksud-
    kan ialah wujudnya sifat-sifat yang terpuji dan mulia dari sudut pandangan
    Islam dalam diri wanita yang bersangkutan. Ciri-ciri keunggulan itu dinilai
    dan diukur dengan kriteria Islam atau Islamic World View yang selaras dengan
    nas-nas syara'.
    Memang kesempurnaan pribadi Insan Kamil seperti Rasulullah SAW itu
    suatu yang sukar atau mustahil dicapai. Akan tetapi tingkat yang paling hampir
    mendekati kesempurnaan mungkin bisa menjadi target bagi insan.
    CIRI-CIRI MITHALIYYAH
    ---------------------
    Dalam Surah Al Ahzab 35, Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya lelaki
    dan perempuan yang Muslim, lelaki dan perempuan yang mu'min, lelaki dan perem-
    puan yang tetap dalam ketaatannya, lelaki dan perempuan yang benar, lelaki dan
    perempuan yang sabar, lelaki dan perempuan yang khusu', lelaki dan perempuan
    yang bersedekah, lelaki dan perempuan yang berpuasa, lelaki dan perempuan yang
    memelihara kehormatannya, lelaki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
    Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."
    Dalam Surah At-Taubah 71, Allah SWT menerangkan :"Dan orang-orang yang
    beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
    sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
    yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada
    Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmatullah Allah; sesungguhnya
    Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
    Dengan meneliti ayat-ayat tersebut di atas dan hadits serta tulisan
    para ulama' kita bisa merumuskan ciri-ciri mithaliyyah itu sebagai berikut :
    1. KeIslaman yang Kental dan Murni
    ----------------------------------
    Penerimaan Islam sebagai tatacara hidup yang dibuktikan pula dengan
    komitmen lahiriah terhadap rukun dan ajaran Islam adalah ciri yang pertama.
    Manakala menolak dan mendustakan cara hidup atau "addin Al Islami" adalah
    tanda kerendahan martabat dan kehinaan. Orang-orang kafir, derajat mereka
    lebih rendah daripada binatang. Sebab itu seorang wanita Islam yang tidak
    patuh dengan ketentuan Islam seperti terhadap sholat, kewajiban menutup aurat,
    kewajiban mendirikan masyarakat atau negara Islam dan lain-lain tidak bisa
    menjadi wanita mithaliyyah. Pimpinan wanita untuk dapat dikaitkan dengan per-
    kataan "Islam" pada pimpinan atau pertubuhan mereka hendaklah mengamalkan ajaran
    Islam, mendukung World View Islam. Jika tidak, itu adalah suatu kepalsuan dan
    sandiwara demi kepentingan sendiri semata-mata.
    Wanita Islam Mithaliyyah menjauhkan diri dari syirik walaupun berkaitan
    dengan amalan tariqat batiniah atau sifat batin.
    2. Keimanan yang Jelas dan Teguh
    --------------------------------
    Komitmen lahiriahnya terhadap Islam terpancar dari kepercayaannya yang
    tidak terbagi-bagi terhadap rukun iman dan konsep hidup Islam. Keyakinan ter-
    hadap Allah sebagai satu-satunya kuasa tertinggi dan mutlak, sebagai pemberi
    rezki yang mutlak, sebagai sumber kebaikan dan yang menentukan bencana dan
    lain-lain, tidak tergugat oleh tayangan kuasa dari orang-orang yang menyalah-
    gunakan kuasa. Mereka bukan wanita-wanita yang munafik. Iman yang hakiki mem-
    bentuk keseluruhan sikap dan budi pekerti wanita Islam Mithaliyyah. Kekuatan
    jiwa, keikhlasan hati dan kehalusan budi menjadikan mereka lebih kukuh dan
    pejal dari batu dan besi. Rasulullah SAW bersabda : "Apabila Allah selesai
    menciptakan bumi maka ia begitu rapuh, bergegar dan runtuh lalu Allah pancang-
    kan dengan gunung-gunung hingga ia menjadi tegak. Malaikat merasa kagum dengan
    kehebatan gunung-gunung tersebut lalu bertanya."Hai Tuhan kami, adakah makhluk
    lain yang Engkau ciptakan lebih hebat dari gunung ?" Allah menjawab,"Iya, yaitu
    besi." Mereka bertanya lagi adakah makhluk lain yang Engkau cipta lebih hebat
    dari besi. Allah menjawab iya, yaitu api. Mereka bertanya lagi adakah makhluk
    lain yang Engkau cipta yang lebih hebat dari api. Allah menjawab iya, yaitu
    angin. Mereka bertanya lain adakah makhluk lain yang Engkau cipta lebih hebat
    dari angin. Allah menjawab, "Iya, yaitu anak Adam yang apabila ia mengeluarkan
    sedekah dengan tangan kanan ia sembunyikan dari tangan kirinya."
    3. Konsisten dalam Ketaatannya
    -------------------------------
    Ketetapan diri dalam mematuhi ajaran Islam, tanda kemantapan iman dan
    Islam dalam diri. Ia tidak mudah membuka auratnya karena suatu desakan yang
    tidak halal dan tidak benar. Wanita Islam Mithaliyyah teguh pendirian dalam
    menghadapi keadaan hidup yang serba menggiurkan dan menggoda. Wanita yang sudah
    cair oleh tarikan pengaruh luar yang negatif terikut-ikut dengan arus pakaian
    asing yang bercanggah dengan Islam, tidak dapat dianggap Mithaliyyah. Wanita
    Islam Mithaliyyah menaati suaminya atau ayah bundanya jika ia belum bersuami.
    Dalam kontak harakah ia mendisiplinkan diri dengan disiplin harakah. Tertib
    dalam kerja-kerja haraki. Konsisten dalam menyukseskan program Gerakan Islam
    yang diikutinya.
    4. Jujur dan Benar
    ------------------
    Jujur perlu untuk mendapat kepercayaan Tuhan dan para hamba-Nya. Sang-
    gup mengakui kesalahan diri dan menginsyafi hakikat. Tidak menzhalimi kawan atau
    lawan dalam membuat tanggapan dan sebagainya. Semuanya ini adalah penting untuk
    seorang wanita Islam Mithaliyyah. Kejujurannya bersandarkan kepada kebenaran
    atau neraca pertimbangan syara'.
    Rasulullah SAW bersabda : "Tidak beriman orang yang tidak amanah."
    Juga : "Kejujuran membawa kebaikan dan kebaikan membawa ke syurga. Manakala
    dusta membawa kepada kebejatan dan kebejatan membawa ke neraka."
    5. Memiliki Kesabaran yang Tinggi
    ---------------------------------
    Oleh karena antara kewajiban orang yang beriman, lelaki dan perempuan
    ialah menyuruh yang ma'ruf mencegah yang mungkar, sudah tentulah kewajiban itu
    berhadapan dengan rintangan dan ejekan. Sebab itu di samping wanita Islam
    Mithaliyyah wajib menjalankan amar ma'ruf nahi'anil mungkar, mereka mestilah
    pula memiliki ketabahan hati yang tinggi. Wanita Islam akan diejek, diragukan
    dan difitnah dalam pergerakannya. Malah isteri Nabi pun tidak terlepas dari
    tuduhan-tuduhan liar yang ingin menghancurkan nama baik. Menutup aurat umpama-
    nya dianggap ciri kekunoan dan syarat untuk dipersulit kemasukannya dalam
    institusi pelajaran.

    Wanita Islam Mithaliyyah tidak terguncang membuang tudung lingkupnya
    karena hendak cepat mendapat jodoh. Allah SWT Maha Pengasih tidak akan menyia-
    nyiakan nasib orang yang baik. Hanya masyarakat yang zhalim saja yang memaksa
    wanita-wanita mereka bertindak bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasul.
    6. Khusyu' dan Wara'
    -------------------
    Tanda hati telah diserapi oleh iman ialah ia menjadi tenang dan bening.
    Ia merendah diri dan stabil. Hatinya khusyu' terpaut kepada alam tinggi, senan-
    tiasa mesra dan menengadah kepada Ilahi ketika ramai dan seorang diri. Senanti-
    asa ingat akan pandangan Allah tertumpu pada dirinya. Ia peka dengan peristiwa
    sekitar dirinya yang dianggapnya punya pertanda tertentu tentang derajat ke-
    kentalan hubungannya dengan Allah. Wanita Islam Mithaliyyah mestilah seorang
    yang wara' menjauhi tempat atau suasana yang bisa membawa fitnah dan omongan
    orang yang tidak baik tentang marwah diri dan sebagainya.
    Kalau wanita Islam justru menari-nari dan berfoya-foya di khalayak
    ramai, jari-jemarinya menjadi sentuhan ramai tangan lelaki atau tubuhnya menja-
    di hidangan para peminat, tentulah sulit sekali mendapat julukan Mithaliyyah.
    Wanita Islam Mithaliyyah amat menghindarkan diri dari perkara haram. Jika sua-
    minya keluar mencari nafkah, hati dan lidahnya mengingatkannya tentang mereka
    adalah tanggungan dan amanah Allah. Mereka harus dibiayai dari rezki yang ha-
    lal. Jika tidak para isteri dan anak-anak akan hidup dan membesar dari rezki
    yang haram. Daging yang tumbuh dari rezki yang haram ke nerakalah tempatnya.
    Kewara'annya mencegah suami dari melakukan yang haram walaupun bakal mengha-
    dapi keadaan hidup yang agak sulit.
    7. Sedia Berkorban dan Bersedekah
    ---------------------------------
    Binti Ubaid bin Tha'labah atau 'Affra' seorang ibu dari Bani Malik
    bin Hajjar mengorbankan tiga orang anaknya dalam perjuangan bersama-sama
    Rasulullah SAW yaitu : Auf, Mu'aas dan Mu'awwis. Yang pertama dan kedua telah
    bersama-sama membunuh Abu Jahal. Asma' binti Abu Bakr mengatakan : "Bagiku
    tidak ada masalah untuk mengotorkan kaki dengan debu-debu sewaktu-waktu demi
    perjuangan Fisabilillah." Dalam menasihati Abdullah Ibnu Zubair anaknya, Asma'
    berkata : "Hai anakku, hiduplah dalam keadaan mulia, atau mati dalam keadaan
    mulia. Jangan rela menjadi tawanan orang."
    Wanita Islam yang baik harus sanggup berkorban karena harakah dan bukan
    mengorbankan harakah karena kepentingan diri sendiri.
    8. Menguasai Nafsu dan Sering Berpuasa
    ---------------------------------------
    Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa celakalah hamba isteri, hamba
    pound (dinar), hamba dollar (dirham) dan hamba baju. Ingatan ini memberikan
    suatu isyarat bahwa wanita mungkin menjadi sebab kepada terjerumusnya suami
    melakukan yang haram. Emosi yang meluap-luap sehingga memuja isteri dan menurut
    telunjuknya yang bertentangan dengan Islam dan lain-lain adalah suatu perbuatan
    yang tercela.
    Wanita Islam Mithaliyyah sering mengamalkan puasa yang sunat apalagi
    yang wajib. Selalu mengikuti program latihan rohaniah dan ilmiah untuk menji-
    nakkan nafsu dan menguatkan daya penguasaan akal waras. Ia senantiasa mengi-
    ngat-ingat ayat-ayat Al Qur'an yang mengandung ancaman seperti : "(Allah
    berfirman kepada Malaikat) Tangkap dan belenggulah tangannya ke lehernya. Ke-
    mudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belit-
    kan dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia da-
    hulu tidak beriman kepada Allah yang Maha Besar. Dan juga tidak mendorong
    orang lain memberi makan pada orang miskin. Tiada teman seorang pun baginya
    hari ini di sini. Makanan sedikit pun tiada baginya kecuali dari darah dan
    nanah, yang hanya akan dimakan oleh orang-orang yang berdosa."
    Firman Allah : "(Makanan Syurga) itukah hidangan yang lebih baik
    ataukah pohon saqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon saqqum itu sebagai
    siksaan bagi orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya dia dalah sebatang pohon
    yang keluar dari dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala syeitan-
    syeitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon
    itu maka mereka memenuhi perutnya dengan buah saqqum itu. Kemudian sesudah
    makan buah itu mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat
    panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka
    jahiim.
    9. Menjaga Kehormatan Diri dan Marwah
    -------------------------------------
    Wanita Islam Mithaliyyah bukan pendukung Women's Lib. atau partipasi
    wanita yang tidak tunduk kepada garis-garis syara'. Wanita Islam Mithaliyyah
    tentu bukan Miss World atau Ratu Cantik Nasional atau sebarang ratu yang
    memperagakan keindahan tubuhnya. Wanita Islam yang sebenarnya ialah yang
    mengadakan isi Bai'ah Annisa : perjanjian wanita dengan Rasulullah.
    Allah SWT berfirman : "Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-
    perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan
    mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan ber-
    zina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka
    ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakan dalam
    urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonlah ampunan
    Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
    Pergaulan bebas tanpa mengenal batas bertentangan dengan ciri-ciri
    Mithaliyyah. Kebekuan tanpa usaha menggerakkan masyarakat ke arah kebaikan
    bertentangan dengan ciri-ciri Mithaliyyah. Pakaian yang tidak menutup aurat,
    perlakuan takassur (yaitu kata-kata manja dan lain-lain yang mengobarkan
    darah muda dan syahwat melalui cara berkata atau cara berjalan dan bergaul)
    dan taghannu, kebiasaan biking dan membonceng kendaraan siapa saja tanpa
    sebab atau terdesak, semuanya bertentangan dengan ciri-ciri wanita Islam
    yang baik.
    Menjadi sumber perangsang berkobarnya libido sexuality orang banyak
    dengan fashion atau perlakuan yang menyolok mata membawa fitnah dan maksiat
    tidak dapat dianggap wanita Islam yang baik walaupun ia seorang bintang dalam
    Merak Kayangan, pemimpin, tokoh atau yang dikatakan sebagai orang dakwah.
    10. Selalu Banyak Mengingati Allah
    ----------------------------------
    Azzakirat, ialah wanita yang selalu berzikir mengingat dan menyebut
    nama Allah. Lisannya tidak banyak menceritakan keburukan orang. Ia bukan
    tukang umpat, tukang bual dan tukang cacat. Lidahnya lebih banyak menyebut
    yang positif dan membangun. Tapi tidak pula membisu dalam menentang kemung-
    karan dan kezhaliman. Lidahnya tajam memerangi kebatilan justru ingatannya
    yang kuat kepada suruhan Allah itu sendiri.
    Begitu juga hendaklah ada unsur-unsur keseimbangan dalam hal tersebut.
    Wirid tasbih dan zikir yang ma'thur menjadi basahan lidahnya, setiap hari dan
    setiap malam.
    Zikirullah meneguhkan 'padhail annafsiyah' dalam diri untuk menentang
    kecenderungan ke arah kejahatan seperti hasad dengki, bakhil, ujub, riya',
    dusta, mengumpat, membawa sulut, menghina dan mengejek, perbuatan sia-sia dan
    marah-marah tanpa alasan.
    11. Berilmu dan Bijaksana
    -------------------------
    Tanpa ilmu banyak mengurangkan nilai kebaikan seseorang. Orang-orang
    yang tidak berilmu senantiasa besar kemungkinan untuk mereka terjatuh dan
    salah. Sebab itu wanita Mithaliyyah mestilah selalu mengikuti tamrin, usrah,
    program-program tarbiyah dan muzakarah sehingga memiliki kebijaksanaan dalam
    menggerakkan usaha pergerakan ke arah menunjangi Al Ma'ruf memberantas yang
    Mungkar.
    Maryam Jameelah menerangkan : "Wanita yang buta huruf dan lesu tidak
    mungkin menghadapi pengaruh-pengaruh anti-Islam yang mengancam anak-anaknya
    siang dan malam. Hanya ibu yang bijak, berpelajaran dan bersemangat saja yang
    bisa menghadapi tugas-tugas ini." [Maryam Jameelah "Islam in Theory and Prac-
    tice"]
    Menuntut ilmu adalah kewajiban tiap muslim lelaki dan perempuan. Ra-
    sulullah SAW menerangkan hal ini. Wanita Islam di zaman beliau pernah mengadu
    kepada beliau, "Nampaknya orang lelaki telah menghabiskan waktu engkau (wahai
    Rasulullah) sehingga kami tidak ada bagian. Berikanlah kepada kami suatu masa
    khusus untuk kami." Maka Rasulullah SAW pun menetapkan hari khusus untuk me-
    reka berjumpa dengan beliau dan belajar.
    Wanita Islam Mithaliyyah bijaksana dalam bergaul, melayani suami,
    membela anak, membagi-bagi waktu antara tugas terhadap keluarga dan masyarakat.
    12. Berani Menghadapi Resiko Perjuangan
    ---------------------------------------
    Ketika Abdullah bin Zubair mengadu kepada ibunya Asma' binti Abu Bakr,
    beliau berkata, "Ibuku, nampaknya ramai orang yang berpaling dan tidak setia
    mendukung aku. Yang tinggal hanya beberapa orang saja. Paling mampu sabar ber-
    tahan untuk beberapa waktu saja. Kalau lawanku menawarkan berapa dan apa saja
    yang aku mau dari kenikmatan dunia, apa pendapat ibu ? "
    Asma' pun menjawab, "Engkau, wahai anakku lebih arif tentang dirimu
    sendiri. Jika engkau yakin bahwa engkau benar menyeru kepada kebenaran, terus-
    kanlah perjuanganmu. Sekiranya engkau hendakkan dunia maka buruk sekalilah
    engkau ini. Engkau membinasakan dirimu dan nyawa rekan-rekanmu yang telah per-
    gi. Jika engkau beralasan dan mengatakan : 'Sebenarnya dulu aku di pihak yang
    benar, kemudian rekan-rekanku hilang semangat, maka aku pun lemah juga,' maka
    ini bukanlah sifat orang yang merdeka dan beragama. Berapa lama benarlah
    engkau akan hidup ? Mati lebih baik."
    Di antara fenomena berani ialah :
    1. Dapat mengekalkan kestabilan diri dan normal. Tidak nervous dan kalut dalam
    bertukar pikiran, debat, menerangkan pendapat sendiri untuk mempertahankan
    pegangannya.
    2. Dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Bersedia untuk membetulkan ke-
    salahan orang dalam amalan dan aqidah.
    3. Terus terang menyatakan yang hak. Tidak hirau terhadap ancaman dan dugaan
    dalam menegakkan kebenaran.
    Seorang wanita Islam telah membetulkan kekhilafan Khalifah Rasulullah
    yang kedua yaitu Sayyidina Umar r.a. tentang maskawin. Sayyidina Umar tidak
    segan-segan mengakui kebenaran pendapat wanita itu dan menerimanya.
    Islam membentuk syakhsiah wanita Islam menjadi insan merdeka dan
    berwibawa, sedangkan sistem hidup jahiliyah membentuk insan terbelenggu dan
    kecut dengan akta-akta baru.

    0 Comments
    Tweets
    Komentar

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - 2014 All Right Reserved

    Desa Kolekan Powered by Blogger - Designed by ArDIANdRizki